Minggu, 24 Juni 2012

Sterilisator


Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik, kuman-kuman atau bakteri yang terdapat pada suatu medium atau alat, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi yang tidak baik dapat menghasilkan penyebaran infeksi bakteri dan virus seperti hepatitis dan HIV. Tujuan utama membunuh kuman-kuman tersebut adalah sebagai berikut :
1.    Untuk mencegah infeksi pada manusia, hewan peliharaan, dan tumbuhan,
2.    Untuk mencegah agar makanan dan komoditi lainnya tidak rusak.
3.    Untuk mencegah gangguan kontaminasi terhadap mikroorganisame yang digunakan dalam industry.
4.     Untuk mencegah kontaminasi bahan-bahan yang dipakai di dalam laboratorium.
Alat yang digunakan dalam proses serilisasi disebut sterilisator. Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu panas, penyaringan, radiasi, dan penambahan bahan kimia. Sedangkan sterilisasi dengan cara panas dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sterilisasi basah, sterilisasi kering, dan sterilisasi dengan menggunakan sinar UV.
1.            STERILISATOR BASAH
  
1.1.        DATA TEKNIK PESAWAT
Nama Pesawat         : Sterilisator Basah
Merk                           : SMIC
Type                           : 42 cm SMIC
Tegangan                  : 220 V
Arus                            : 6.8 A

PRINSIP KERJA
Sterilisasi basah merupakan suatu proses sterilisasi yang menggunakan uap air. Uap air tersebut didapat dari proses pemanasan air. Sterilisasi basah tersebut dapat membunuh jasad renik atau mikroorganisme karena menyebabkan denaturasi protein, termasuk enzim-enzim di dalam sel. Sterilisator basah bisa dibedakan menjadi dua macam berdasarkan kegunaan alat tersebut, yaitu :
1.    Sterilisator basah dengan menggunakan elemen basah.
Sterilisator tipe ini memiliki elemen basah dimana elemen tersebut harus selalu terkena air, sehingga peletakan komponen elemen tersebut berada di dalam sterilisator. Elemen basah tersebut akan terendam air dan kemudian terjadilah proses pemanasan air yang akan menghasilkan uap air.
2.    Sterilisator basah dengan menggunakan elemen kering.
Sterilisator tipe ini memiliki elemen kering dimana elemen tersebut tidak boleh terkena air sama sekali, sehingga peletakan komponen elemen tersebut berada di luar sterilisator (tidak berada dalam satu tempat dengan air). Elemen kering tersebut akan menghasilkan panas sehingga terjadilah pemanasan air yang menimbulkan uap air.
Jenis peralatan yang dapat disterilkan :
a)    Peralatan yang terbuat dari logam, misalnya pinset, gunting, speculum dan lain-lain.
b)    Peralatan yang terbuat dari kaca, misalnya semprit (spuit), tabung kimia dan lain-lain.
c)    Peralatan yang terbuat dari karet, misalnya, kateter, sarung tangan, pipa penduga lambung, drain dan lain-lain.
d)    Peralatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanule rectum, kanule trachea dan lain-lain.
e)    Peralatan yang terbuat dari porselin, misalnya mangkok, cangkir, piring dan lain-lain.
f)     Peralatan yang terbuat dari plastik, misalnya slang infus dan lain-lain.
g)      Peralatan yang terbuat dari tenunan, misalnya kain kasa, tampon, baju, sprei, sarung bantal dan lain-lain.

Dalam sterilisasi basah, energy listrik dirubah menjadi energy panas dengan menggunakan filament yang berfungsi memanaskan air sehingga diperoleh uap air. Semua medium/alat/benda yang ingin disterilkan, dimasukkan ke dalam tempat air yang kemudian akan dipanaskan sampai suhu tertentu. 

1.5.        CARA PENGOPERASIAN
1)    Hubungkan alat dengan jala – jala listrik kemudian tekan tombol ON/OFF ke posisi ON untuk menyalakan alat.
2)    Setelah itu proses sterilisasi akan bekerja sampai suhu mencapai
3)    Setelah suhu mencapai suhunya maka proses sterilisasi selesai
4)    Setelah selesai menggunakan kemudian matikan alat dengan menekan tombol ON / OFF ke posisi OFF
5)    Dan Lepaskan hubungan alat dari catu daya.

1.6.        SPESIFIKASI
a)    Material insulator panas dari glass wool , bahan terbaik untuk menyekat panas secara maksimal, tidak banyak panas yang terbuang.
b)    Pengaturan waktu sterilisasi.
c)    Kontrol otomatis suhu temperatur sterilisasi.
d)    Auto power cut-off, mati secara otomatis.
e)    Power 220V 6.8A

1.7.        PEMELIHARAAN ALAT
a.    Perlakuan pada elemen tidak boleh sama. Apabila alat memakai elemen kering, maka elemennya tidak boleh terkena air. Apabila menggunakan elemen basah, maka elemen harus selalu terendam dalam air.
b.    Apabila bodi alat terbuat dari bahan yang bersifat konduktor maka bodi tidak boleh terkena air, untuk menghindari terjadinya tersengat listrik.
c.    Menjaga agar elemen basah tidak berkarat.
d.    Grounding alat juga harus diperhatikan apabila terjadi kebocoran arus.
e.    Mengganti elemen yang sudah ngefong agar tidak terjadi konsleting.

2.            STERILISATOR KERING


2.1.        DATA TEKNIK PESAWAT
Nama Pesawat         : Sterilisator Kering
Merk                           : MASINDO
Warna                        : Silver dan Gold
Watt
                           : 300 W
Temperature
             : 50-90 derajat
PRINSIP KERJA
Pada prinsipnya proses sterilisasi pada sterilisator kering, sama dengan proses sterilisasi pada pesawat sterilisator basah. Perbedaannya hanya terletak pada penggunaan air. Pada pesawat sterilisator basah digunakan air untuk dipanaskan, sedang pada pesawat sterilisator tidak digunakan air. Panas yang diasilkan dari pemanasan filamen tersebutlah yang langsung digunakan untuk proses sterilisasi. Jadi proses sterilisasi disini dengan memanfaatkan udara panas yang dihasilkan dari pemanasan filamen.
                                                     
2.4.         CARA PENGOPERASIAN
1)    Hubungkan alat dengan jala – jala listrik kemudian tekan tombol ON/OFF ke posisi ON untuk menyalakan alat.
2)    Setelah itu proses sterilisasi akan bekerja sampai suhu mencapai
3)    Setelah suhu mencapai suhunya maka proses sterilisasi selesai
4)    Setelah selesai menggunakan kemudian matikan alat dengan menekan tombol ON / OFF ke posisi OFF
5) Dan Lepaskan hubungan alat dari catu daya.

2.6.        PEMELIHARAAN ALAT
1)    Jaga kebersihan saluran pipa – pipa nya
2)    Penggunaan pesawat yang sesuai dengan petunjuk
3)    Bersihkan pesawat setiap setiap kali setelah digunakan
4)    Hubungan perkabelan ke body pesawat dengan arde pada stop kontak harus selalu diperiksa.


3.        STERILISATOR UV



3.1.        DATA TEKNIK PESAWAT
v  Spesifikasi rangka:
- Konstruksi: Stainless Steel Plat & Pipe 1,2 mm
- Finishing: Poleshing
- Ukuran: (42-110) x 130 cm
- Wheel: 1 ”
v  Spesifikasi Lampu UV medis:
- Base (standard designation): G13
- Bulb Glass color: CLEAR
- Construction wattage: 30 W
- Diameter: 26 mm
- Length:    895 mm
- Lifespan: 8000 h
- UV wavelenght: 200-280 nm, radiated power: 13.4 W

PRINSIP KERJA
Adalah alat untuk membersihkan hama dengan memancarkan sinar ultraviolet untuk membunuh virus, kuman dan bakteri dalam ruangan,   setelah digunakan oleh pasien dengan penyakit menular.
Ø  KARAKTERISTIK SINAR ULTRAVIOLET
No
Nama
Singkatan
Panjang Gelombang (Nanometer)
Energi per Foton
1.
Ultraviolet A, gelombang panjang, atau cahaya hitam
UVA
400 nm–315 nm 400 nm-315 nm
3,10-3,94 eV
2.
Ultraviolet B atau gelombang menengah
UVB
315 nm-280 nm
3,94-4,43 eV
3.
Ultraviolet C, gelombang pendek, atau kuman
UVC
280 nm-100 nm
4,43-12,4 eV

3.3.        CARA PENGOPERASIAN
a)    Hubungkan alat dengan jala – jala listrik kemudian tekan tombol ON/OFF ke posisi ON untuk menyalakan alat.
b)    Setelah itu proses sterilisasi akan bekerja sampai suhu mencapai
c)    Setelah suhu mencapai suhunya maka proses sterilisasi selesai
d)    Setelah selesai menggunakan kemudian matikan alat dengan menekan tombol ON / OFF ke posisi OFF
e)    Dan Lepaskan hubungan alat dari catu daya.



3.4.        PEMELIHARAAN ALAT
a)    Perlakuan pada elemen tidak boleh sama. Apabila alat memakai elemen kering, maka elemennya tidak boleh terkena air. Apabila menggunakan elemen basah, maka elemen harus selalu terendam dalam air.
b)    Apabila bodi alat terbuat dari bahan yang bersifat konduktor maka bodi tidak boleh terkena air, untuk menghindari terjadinya tersengat listrik.
c)    Menjaga agar elemen basah tidak berkarat.
d)    Grounding alat juga harus diperhatikan apabila terjadi kebocoran arus.
e)    Mengganti elemen yang sudah ngefong agar tidak terjadi konsleting.

1 komentar: